20 Juni


Menangis Saat Hamil, Apa Dampaknya untuk Perkembangan Janin?

Perkembangan janin dalam kandungan dipengaruhi banyak hal. Gangguan Psikologis seperti perasaan Emosi dari seorang ibu adalah salah satu faktor yang berpengaruh. Ketika tengah hamil, emosi ibu bisa turun-naik seperti roller coaster. Kadang ibu bisa tiba-tiba menangis karena berbagai alasan atau bahkan tanpa alasan yang jelas. Meski wajar, perlu diketahui apa alasan ibu menangis karena bisa jadi itu tanda masalah psikologis yang memerlukan perhatian lebih besar.

Hal Yang Terjadi pada Janin Ketika Ibu Hamil Menangis

Saat hamil, banyak hal yang berubah pada ibu. Termasuk produksi hormon yang menyebabkan seorang ibu merasa senang sekaligus khawatir menyambut kedatangan calon buah hati. Jadi saat ibu hamil menangis, itu tidak selalu menandakan kesedihan. Hal kecil seperti membayangkan seperti apa kamar buat bayi yang akan dilahirkan kelak juga bisa memunculkan dorongan emosional yang terwujud dalam tetesan air mata.

Meski demikian, ada pula peningkatan risiko masalah kesehatan mental seiring dengan kehamilan. Ketika janin berkembang dalam kandungan, muncul ikatan erat dengan ibu yang mengandung. Ibu dan janin tidak hanya berbagi makanan dan minuman, tapi juga kondisi mental. Menurut berbagai riset, selama kehamilan, apa yang dirasakan ibu akan dirasakan pula oleh janin. Maka ketika ibu menangis, sang calon buah hati pun akan merasakan hal yang sama.

Inilah yang mesti diwaspadai karena kesehatan mental sangatlah penting bagi semua orang. Sembilan bulan adalah waktu yang tidak sebentar. Ketika ada problem kejiwaan hingga mengarah ke depresi, dampaknya bukan hanya dialami ibu, tapi juga perkembangan janin ke depan. Janin akan menerima sinyal yang menunjukkan ibunya mengalami depresi sehingga menangis. Sinyal inilah yang bisa mempengaruhi perkembangan janin bahkan kelak hingga ia dilahirkan.

 

Apa Risiko yang Bisa Terjadi?

Sejumlah riset menyebutkan ibu yang kerap menangis saat hamil tidak selalu mengakibatkan risiko kehamilan pada janin. Risiko itu kemungkinan besar terjadi ketika ibu hamil mengalami depresi atau stres hingga terus menangis secara berlebihan. Depresi adalah kondisi yang mempengaruhi keadaan emosi seseorang. Penderitanya bisa merasa sangat sedih hingga kehilangan semangat hidup.

Depresi adalah masalah yang serius tapi bisa ditangani secara medis sebelum telanjur parah dan mempengaruhi perkembangan janin. Depresi yang dialami ibu hamil bisa berujung pada masalah saraf dan kejiwaan anak. Anak yang lahir ketika ibu menderita depresi juga punya struktur otak yang berbeda. Selain itu, ada risiko janin lahir prematur dengan berat badan rendah.

Secara tidak langsung, stres juga berisiko membuat ibu mengabaikan kondisi kehamilannya. Misalnya tidak menjaga pola makan sehingga janin kekurangan nutrisi. Yang juga berbahaya adalah ketika ibu justru melakukan hal yang membahayakan diri dan janinnya. Contohnya menggunakan obat-obatan terlarang dan minum minuman beralkohol untuk lari dari depresi. Segala hal ini memberikan dampak negatif pada perkembangan janin.

 

Cara Mencegah agar Tidak Stres dan Menangis Saat Hamil?

Ibu hamil wajib memperhatikan kondisi psikologisnya dengan bantuan pasangan serta keluarga. Stres bisa datang karena berbagai faktor, terutama perasaan negatif dan banyaknya tekanan hidup karena pekerjaan. Karena itu, ibu hamil bisa mencegah stres dengan sejumlah cara seperti berikut ini:

 

  • Bercerita kepada orang terdekat untuk melepaskan perasaan negatif yang membebani pikiran. Perasaan negatif yang disimpan dapat membahayakan kesehatan jiwa.
  • Ikuti program kursus untuk ibu hamil yang membantu ibu dalam menghadapi kehamilan. Misalnya yoga dan meditasi dengan bimbingan instruktur yang bagus untuk meningkatkan kesehatan mental.
  • Makan makanan sehat dan bergizi untuk mengalihkan diri dari pikiran dan emosi yang negatif.
  • Hindari media sosial yang membahas hal-hal negatif dalam kehidupan, terutama tentang kehamilan dan anak-anak.
  • Lakukan hal yang disenangi selama memungkinkan, misalnya menonton drama kesukaan atau bepergian ke suatu tempat yang menenangkan.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain dalam melakukan sesuatu. Misalnya pekerjaan rumah tangga bisa dibantu suami. Bila terlalu banyak beban pekerjaan, kondisi emosi akan terpengaruh.
  • Konsultasi dengan dokter kandungan yang bisa merekomendasikan dokter kejiwaan untuk menangani stres pada masa kehamilan.

 

Satu hal yang mesti diingat, jangan sampai mengonsumsi obat antidepresan tanpa resep dokter. Secara umum, ibu hamil memang boleh mengonsumsi obat untuk meredakan stres ini. Namun tetap perlu resep dokter dan mempertimbangkan kondisi kehamilan untuk memastikan tidak ada gangguan pada perkembangan janin dalam jangka pendek ataupun panjang. Diskusikan dulu manfaat dan risiko yang mungkin terjadi jika mengonsumsi obat stres. Konsumsi obat adalah cara terakhir untuk menangani stres.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Penting untuk mengetahui perbedaan antara emosi yang wajar saat hamil dan masalah mental. Tanpa harus menunggu jadwal pemeriksaan kehamilan, ibu hamil bisa segera mendatangi dokter kandungan bila merasakan gejala seperti berikut ini:

  • Merasa sedih terus-menerus
  • Ada pikiran negatif yang tak terkendali
  • Kehilangan minat pada sesuatu yang sebelumnya disenangi
  • Merasa tidak berharga
  • Sulit berkonsentrasi
  • Sulit tidur
  • Kehilangan nafsu makan
  • Diliputi kekhawatiran berlebih tentang persalinan
  • Ada keinginan bunuh diri

Menangis berlebihan bisa menjadi perwujudan gejala stres atau depresi pada ibu hamil. Perhatikan gejala ini dengan saksama agar tidak mempengaruhi perkembangan janin ke depannya.

Tag:
Menangis, hamil, janin
Terima kasih atas kepercayaan Anda
dalam memilih Rumah Sakit Bersalin Keluarga sebagai
penyedia layanan kesehatan untuk Anda dan keluarga.
Pendaftaran Online